Rabu, 02 Juli 2014

Peringati HUT Proklamasis West Papua, Mahasiswa Papua Di Jogja Tuntut Pengakuan Kedaulatan


KRBNews, Yogyakarta - Puluhan Mahasiswa Papua di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) kembali melakukan aksi demo menuntut " Pengakuan Kedaulatan Negara West Papua Papua Oleh Indonesia dan PBB, pada hari ini ( Senin, 02 Juli 2012 ) di Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Aksi Demo ini merupakan aksi penyikapan Mahasiswa Papua di Yogyakarta dalam rangka memperingati HUT Proklamasi West Papua yang ke - 41. Aksi Demo ini dimulai pada Pukul 09.30 WIB - Selesai dari depan Asrama Mahasiswa Papua Yogyakarta dan Berakhir di Titik Nol KiloMeter ( Depan Kantor Pos Besar Yogyakarta ).

Berikut Pernyataan Sikap Aliansi Mahasiswa Papua Yogyakarta : 



PERNYATAAN SIKAP



“Indonesia dan PBB Segerah Mengakui Kedaulatan Negara West Papua”

Sejarah buram keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] dalam mengkebiri hak-hak demokratis Rakyat Papua untuk Menentukan Nasib Sendiri sebagai sebuah Negara-Bangsa yang Merdeka, telah jelas mengakibatkan terjadinya pelanggaran berat terhadap Hak – Hak DasarRakyat Papua hingga saat ini.  Yang mana dalam penandatanganan New York Agreement(Persetujuan New York) antara Indonesia dan Belanda yang disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, U Thant dan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Ellsworht Bunker pada tanggal 15 Agustus 1962. Beberapa hal pokok dalam perjanjian serta penyimpangannya (kejanggalan) adalah sebagai berikut: New York Agreement (Persetujuan New York) adalah suatu kesepakatan yang tidak sah, baik secara yuridis maupun moral. Persetujuan New York itu membicarakan status wilayah dan nasib Bangsa Papuat, namun di dalam prosesnya tidak pernah melibatkan wakil-wakil resmi bangsa Papua.

Sejak 1 Mei 1963, bertepatan dengan berakhirnya masa pemerintahan Unites Nations Temporrary Executive Administratins (UNTEA) atau Pemerintahan Sementara PBB di Papua, kemudian menyerakan kekuasaanya kepada Indonesia, selanjutnya pemerintah Indonesia mulai menempatkan pasukan militernya dalam jumlah besar di seluruh Tanah Papua, akibatnya hak-hak politik dan Hak Asasi Manusia dilanggar secara tidak wajar. 
Sekretaris Jenderal PBB pada masa itu U Thant telah mendapat laporan tentang situasi teror dan intimidasi yang dialami Rakyat Papua sebelum PEPERA dilakukan Juli-Agustus 1969 tapi tidak menjadi perhatian serius dan diabaikan oleh PBB. Dan PBB lebih mempercayai laporan Indonesia yang memiliki kepentingan untuk memenangkan PEPERA pada waktu itu. 
 Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 dilaksanakan  dengan cara lokal Indonesia, yaitu musyawarah oleh 1025 orang dari total 600.000 orang dewasa laki-laki dan perempuan. Sedangkan dari 1025 orang yang dipilih untuk memilih, hanya 175 orang saja yang menyampaikan atau membaca teks yang telah disiapkan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan melihat berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Aparat Militernya ( TNI/POLRI ) sejak diserahkannya kekuasaan atas Papua oleh PBB kepada Indonesia pada 1 Mei 1963, maka munculah berbagai gerakan Perjuangan Kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat Papua di berbagai daerah di Papua. Gerakan Perjuangan Kemerdekaan yang dilakukan oleh Rakyat Papua ini pertamakali dilakukan pada tanggal 28 juli 1965 dengan melahirkan Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) di Manokwari sebagai Organisasi Perjuangan Kemerdekaan Papua.

Dengan meluasnya Gerakan Perjuangan Kemerdekaan di seluruh Papua, maka pada tanggal 1 Juli 1971 Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) Memproklamasikan Kemerdekaan West Papua di Desa Waris, Hollandia “ Vicktoria ”.

Dengan melihat catatan Sejarah Rakyat dan Bangsa West Papua yang terus berjuang hingga saat ini dan bertepatan dengan peringatan hari Proklamasi West Papua yang ke – 41 pada 1 Juli 2012, maka kami Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) Komite Kota Yogyakarta Menuntut “ Indonesia dan PBB Segera ! Mengakui Kedaulatan  Negara West Papua ” dan Menyatakan sikap :
1.      1 Juli 1971 adalah Hari Proklamasi Negara West Papua
2.      Stop ! Paksakan Bangsa Papua Menjadi Indonesia
3.      Bangsa Papua Menolak Dialog dan Segala Produk Politik Indonesia di West Papua
4.      Indonesia Segerah Angkat Kaki Dari West Papua dan Segerah Akui Kemerdekaan West Papua.
Dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) untuk segera mengakui kedaulatan Negara West Papua.

Demikian pernyataan sikap Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ), kami menyerukan kepada seluruh Mahasiswa Papua untuk bersatu dan bersama-sama berjuang mewujudkan kemerdekaan sejati bagi Rakyat dan Bangsa Papua.


Yogyakarta, 02 Juli 2012



Roy K
Kordum

Minggu, 29 Juni 2014

Presiden SBY Sudah Setuju Papua Boleh Merdeka

35.400 views

Presiden SBY Sudah Setuju Papua Boleh Merdeka

JAKARTA (voa-islam.com) - Apakah Papua akan lepas dari bagian negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)? Berbagai gerakan dan lobi-lobi internasional berlangsung sangat kuat, dan tujuannya hanya satu, yaitu Papua Merdeka.
Herman Dogopia, anggota Kaukus Papua, mengatakan, perbincangan tentang "Papua" sekarang ini, dipicu oleh adanya perkembangan politik terbaru yang kental dengan keinginan memisahkan Papua dari NKRI. Aksi kekerasan yang terus berlangsung di tanah Papua ini, mengakibatkan semakin kuatnya usaha-usaha memisahkan diri dari NKRI.
OPM (Organisasi Papua Merdeka) pertengahan April lalu mendapat izin dari pemerintah kota Oxford di Inggris untuk memiliki perwakilannya di kota itu. Pembukaan kantor perwakilan itu secara de facto merupakan pengakuan Inggris atas OPM. Demikian pula di New York, di mana terdapat Markas PBB, kelompok OPM juga mendirikan perwakilan, dan sangat aktif melakukan lobi-lobi dengan berbagai perwakilan lembaga multilateral itu.
Menghadapi situasi ini Kaukus Papua, menurut Herman,  langsung mersepons dan mengundang pejabat terkait untuk membahas masa depan Papua dalam bingkai NKRI. Tetapi hasil pembicaraan atau diskusi dengan Kaukus Papua, tidak sama dengan penerapannya di lapangan .
Herman, ataupun para anggota Kaukus, yakin sekalipun secara diplomatis Inggris selalu menyatakan tetap mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua. Tetapi, menurut dia Inggris bahkan negara manapun yang memahami perlakuan Indonesia atas rakyat Papua akan selalu berpihak kepada gerakan anti Indonesia.
Herman yang sehari-hari bekerja di Jakarta, mengatakan, dia tanpa ragu menegaskan dengan agresifitas OPM, kemerdekaan Papua, terpisah dari NKRI tinggal soal waktu. Kemerdekaan itu sudah ditunggu. Sebab pada hakekatnya seluruh rakyat Papua saat ini sudah menjadi pendukung OPM.
Herman Dogopio, mengatakan, gerakan apapun yang dilakukan oleh pentolan OPM saat ini dan ke depan akan selalu didukung secara de facto oleh semua rakyat Papua. Banyak yang diam-diam, tetapi seperti pepatah tua, diam itu emas (silent is golden). Begitulah sejatinya sikap masyarakat Papua dewasa ini.
"Saya berani bertaruh, sekalipun dia pejabat, mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah Jakarta, tetapi darah dan jantung mereka sudah berubah menjadi anggota atau pendukung OPM", katanya.
Alasannya sangat sederhana. Pemerintah Indonesia yang mengendalikan Papua secara remote dari Jakarta, tidak pernah mau melakukan dialog, sehingga tidak paham atas keadaan sebenarnya. Ia selalu terkenang dengan mendiang Gus Dur. Presiden ke-4 RI itu, bersedia membuka dialog dengan pemimpin OPM, termasuk merubah nama daerah itu dari Irian Jaya menjadi Papua.
Pertanyaan yang membayangi masyarakat Papua, mengapa dengan GAM (di Aceh) pemerintah bersedia membuka dialog, tapi dengan OPM, tidak bersedia?
Di Markas PBB, New York, terus berlangsung lobi-lobi, dan para aktivis dan tokoh Papua yang ada di Amerika, menginginkan agar masalah Papua menjadi agenda Sidang Umum PBB, dan dibahas, kemudian memutuskan jajak pendapat bagi Papua. Skenario ini seperti yang pernah terjadi atas Timor Timur alias Timor Leste, dan akhirnya berpisah dengan Indonesia di masa pemerintahan Presiden BJ.Habibi.
Di New York, London, Canberra, dan Amsterdam kelompok-kelompok penggiat Gerakan Papua Merdeka, mereka  melakukan lobi dan aksi-aksi penggalangan dukungan internasional, dan mereka menjadi pressure politik yang kuat. Mereka tetap berpendirian Papua harus merdeka, tidak lagi dibawah penjajahan Indonesia. Kalangan penggiat aksi Gerakan Papua Merdeka, tetap berpendirian bahwa Papua dibawah penjajahan Indonesia.
Menurut seorang tokoh Papua, Herman, bahwa ia  mengakui eskalasi atas keinginan untuk merdeka sempat meredup. Tapi kemudian membara lagi setelah pemimpin OPM, Theys Eluay dibunuh atau terbunuh. Pada 11 Nopember 2001, dia ditemukan tewas di dalam mobilnya yang berada di luar kota Jayapura.
Keinginan menjadi merdeka, semakin membara terutama dipicu oleh pernyataan Presiden SBY tahun lalu.
Menurut Herman, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Papua bahwa Presiden SBY tidak mau berdialog lagi dengan rakyat Papua. Meskipun, SBY sudah pernah bertemu dengan sejumlah tokoh Papua. Tetapi, menurut Herman, entah apa alasannya SBY menolak dialog dengan sejumlah tokoh Papua, tapi yang pasti menurut Herman, Presiden SBY sendiri sudah menyatakan setuju Papua merdeka.
Syaratnya: “Nanti setelah SBY tidak lagi menjadi Presiden RI”. Pernyataan Herman ini persis seperti yang disampaikan oleh seorang tokoh reformasi, bahwa Presiden SBY setuju Papua merdeka, asal jangan pada periode pemerintahannya. Ungkapan yang bersifart inside ini, sungguh menggelisahkan banyak kalangan, dan ini menjadi peristiwa politik yang besar.
"Kalian boleh merdeka, asalkan jangan di era pemerintahan saya", kata Herman mengutip pernyataan Presiden SBY ketika bertemu dengan para pemimpin agama dari Papua, 11 Desember 2011.
Pernyataan yang tidak disampaikan kepada media itu, kemudian secara berantai diceritakan oleh para pemimpin gereja Papua yang menemui SBY di Cikeas di ujung tahun 2011 tersebut.
Pernyataan Presiden SBY cukup mengejutkan sekalipun ada di antara tokoh Papua masih bertanya-tanya, apakah SBY tidak sedang salah ucap.
Herman juga termasuk yang mempertanyakan kebijakan Presiden SBY yang membentuk UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) yang dipimpin pensiunan Jenderal Bambang Darmono.
"Apa tugas dan tujuannya kalau UP4B tidak diberikan dana operasi dan personel yang memadai?" bertanya Herman. Herman juga heran, mengapa pemimpin UP4B tetap diam seribu bahasa? Apakah unit kerja itu memang dibentuk hanya untuk menampung sahabat Presiden SBY agar punya status dan kegiatan?
Dengan fakta di atas - sebagai anggota Kaukus Papua, Herman berkesimpulan bahwa persoalan Papua dalam NKRI saat ini memang sengaja dibiarkan oleh rezim Yudhoyono. Ia masih bisa tersenyum sekalipun dengan senyum kecut, sebab berbagai masalah yang dibiarkan oleh rezim saat ini, ternyata bukan hanya persoalan Papua. Memang, berbagai masalah mengelilingi SBY, termasuk skandal korupsi Demokrat, dan nasibnya berada di ujung tanduk. (Af/ihh)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/01/13/28621/presiden-sby-sudah-setuju-papua-boleh-merdeka/#sthash.6qJSR7mR.D4pGu3LR.dpuf

By PUNCAK JAYA NEWS2

Rabu, 11 Juni 2014

Polisi Surakarta Sita Atribut Bergambar Bintang Kejora

Polisi Surakarta Sita Atribut Bergambar Bintang Kejora

Polisi Surakarta Sita Atribut Bergambar Bintang Kejora
Ratusan massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi dalam "Memperingati HUT West Papua ke 51" . Mereka menuntut segera diakuinya kedaulatan Negara Papua Barat oleh Indonesia dan PBB. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.COSurakarta - Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah, menyita dua spanduk bergambar bintang kejora dari mahasiswa asal Papua. Spanduk itu akan dipakai dalam aksi protes di Bundaran Gladak oleh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Surakarta, Kamis 15 Agustus 2013. “Simbol itu terkait dengan gerakan separatis sehingga harus disita,” ujar Kepala Satuan Intel dan Keamanan Polresta Surakarta, Komisaris Fachruddin.

Dia menjelaskan, spanduk disita saat mahasiswa akan berangkat aksi. "Kami sita di dekat mess mereka," katanya. Menurut Fachruddin, mahasiswa itu telah memberitahukan rencana aksi kepada polisi. "Saat itu mereka berjanji tidak akan membawa atribut yang memuat simbol separatis," katanya. Tapi, ujar Fachruddin, atribut bintang kejora itu ternyata masih ditemukan.

Koordinator aksi, Dinno Abugy mengatakan tindakan polisi itu melanggar kebebasan untuk menyampaikan pendapat. "Mereka telah melakukan intimidasi sejak kami akan berangkat aksi," katanya di sela orasi. Aksi itu menuntut hak menentukan nasib sendiri untuk warga Papua. Mereka juga menuntut agar militer ditarik dari wilayah Papua. Polisi dan anggota TNI mengawasi aksi itu saat peserta aksi beberapa kali menyanyikan lagu yang menyatakan bahwa Papua bukan bagian dari Indonesia.

Mahasiswa asal Papua sudah dua kali menggelar aksi protes di Bundaran Gladak dan membawa bendera bintang kejora. Tapi saat itu tak ada tindakan dari kepolisian. Hal yang sama terjadi di Yogyakarta, ketika puluhan mahasiswa asal Papua mengusung bendera bintang kejora saat peringatan hari buruh internasional pada 1 Mei 2013. Mereka memperingati 50 tahun Indonesia menduduki Papua Barat, yakni pada 1 Mei 1963.

Peserta menghiasi wajahnya dengan motif bendera Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat itu. "Ini hak orang Papua, kami tak takut," kata juru bicara aksi Agus Dogomo saat itu. Mereka menuntut kemerdekaan Papua Barat. Sejumlah poster bertuliskan: "Papua bukan Merah Putih, tapi Bintang Kejora". Saat itu tak ada tindakan dari aparat kepolisian. Di Yogya mahasiswa asal Papua juga bebas tak memakai helm saat mengenderai sepeda motor tanpa ada tindakan dari polisi.

Rabu, 22 Januari 2014

LATIHAN SEPAK BOLA DI PERSIPURA MENJADI UNGULAN

Rabu, 22 Januari 2014 09:17

Hujan, Persipura Batal Latihan Sore

Taksir item ini
(0 pilihan)
Entrenador Persipura, Jacksen F. Tiago.JAYAPURA –  Rencana tim mutiara hitam, Persipura Jayapura untuk menjalani latihan sore kemarin (21/) di Batu, Malang, harus dibatalkan karena hujan deras mengguyur Kota Malang sepanjang hari, dengan demikian Boaz Solossa dan kolega hanya belatih pada pagi hari.
Pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago akhirnya mengalihkan latihan pada pagi ini,”Latihan tadi pagi (kemarin.red) berjalan lancar, tetapi sore hari tidak bisa karena lapangan sangat basah, jadi kami hanya kasih latihan Boaz saja karena dalam tahap penyembuhan,” ujar Coach Jacksen.
Batalnya latihan membuat para pemain memilih untuk beristirahat untuk menjaga stamina dan kebugaran.
 “Iya, hujan besar jadi kita tidak jadi latihan, kita hanya latihan fitness tadi pagi, tapi sore tidak ada latihan, akhirnya kita istirahat saja di hotel karena besok (hari ini.red) kita akan latihan lagi,” jelas Ferinando Pahabol saat dihubungi Bintang Papua via Blackberry Masenger, kemarin.

Senada dengan Feri, el-capitano Boaz Solossa menyampaikan hal serupa,”Hujan bikin kacau kakak, kita seharusnya ada latihan, tetapi karena hujan jadi tim batal latihan, semoga ini tidak menghambat persiapan kita untuk berlaga di ISL dan AFC nanti, doakan ya,” ujar Bochi. (bom/bom/l03)

Hasil keputusan Sidang Raya Sinode GIDI ke-18 tahun 2013

 Hasil keputusan Sidang Raya Sinode GIDI ke-18 tahun 2013

Hasil keputusan Sidang Raya Sinode GIDI ke-18 tahun 2013 memutuskan mengganti sebutan ketua sinode dan wakil menjadi presiden dan wakil presiden GIDI. sebutan ini akan di masukan dalam rumusan Ad/Art GIDI yang baru. sementara sekertaris umum berganti nama menjadi sekjen sedangkan sebutan bendahara tidak berubah.
hasil pemilihan pimpinan sinode GIDI:
Presiden : Pdt. Dorman Wandikbo, Sm.Th
Wapres : Pdt. Usman Kobak, MA
Sekjen : Pdt. Samuel Souga, S.Th
Bendahara : Yulius Bidana, S.Th

TEORI REVOLUSI SEPAK BOLA

TEORI REVOLUSI SEPAK BOLA

Oleh Balinus.arumbu pada 16 Maret 2011 pukul 14:54
Sebentar akan ada pertandingan antara Papua dan India,tentunya ribuan
pendukung Persipura akan menghadiri pertandingan di Lapangan Gelora Bung Karno.
pendukung akan berharap agar tim kesayangan mereka menang,bagai mana jika kala ?.
Pendukung-pendukung yang datang dari Kota studi terujung dari Jakarta,Malang akan pulang dengan hati yang sangat sedih,meski ini adalah pertandingan akan ada yang kala dan ada yang menang.
Ini adalah satu bentuk revolusi Papua dalam bidang olahraga.
Dari Revolusi Sepak bola suatu saat akan menuju revolusi Pembebasan.
Pendukung Persipura yang datang ini dari berbagai suku,Kabupaten,Organisasi dan Propinsi namun mereka datang hanya untuk mendukung agar Persipura menang.
Pendukung yang berasal dari Kabupaten Sorong ,tidak akan berteriak dan mendukung Boaz ,namun Mereka akan mendukung ayo Papua ayo…. Pesipura.
Berbicara tentang Revolusi Sepak bola,untuk Papua Tim asal Papua yang sudah masuk di Liga ISL hanya dua Yaitu PERSIWA PAPUA dan PERSIPURA PAPUA.
Kedua Tim ini bertanding untuk Papua,maka para pendukungnya juga berasal dari Papua pada umumnya.

Refleksi.
Bagai mana jika teori Revolusi ini digunakan untuk Pergerakan Mahasiswa Papua,meski revolusi tersebut akan terjadi pada Pejuang penerus dua puluh tahun mendatang.
Jangan ada perbedaan yang ditanamkan,yang perlu diingat kita jagan sampai karena banyaknya Perbedaan maka akan terjadi pertikaian ,seperti Pertikaian antara Pendukung AREMA Malang dan Pendukung Persebaya mereka satu pulau sama seperti PERSIWA dan PERSIPURA.
Jika tidak ada Revolusi Pergerakan Mahasiswa Papua,bisa saja dua puluh tahun ke depan Antara Organisasi Pembebasan Papua saling bertingkai.

Senin, 20 Januari 2014

Jasa Instal Ulang Komputer/PC, Netbook & Laptop


Jasa Instal Ulang Komputer/PC, Netbook & Laptop

Oleh Balinus.arumbu pada 11 Agustus 2013 pukul 10:26
Sistem Operasi

- Windows XP 
- Windows 7 (All Version)

Full Software (Program Standard)

- Avast Antivirus (sudah teregistrasi sampai 2038)
- WinRAR
- Adobe Photoshop CS 2
- IDM 
- Media Player Classic
- Winamp
- Microsoft Office 2007
- Mozilla Firefox
- Opera Mini
- Google Chrome
- Java
- Adobe Flash Player
- ACD See Photo Manager 12
- Corel X4
- Nero 7 (Jika ada DVD-RW)
- Adobe Reader PDF
- YouCam 3
- Photoscape
- Bonus Wallpaper

Software Tambahan
- Picassa
- Photoshop CS 3 Extended
- Photoshop CS 5 Extended
- Sothink Logo Maker
- Any Video Converter
- Any Audio Converter
- Skinpack for Windows XP
- Skinpack for Windows 7
- Skinpack for Windows 8
- Tema Windows 7 dan XP
- GOM Player
- KMPlayer
- Transtool
- SPSS
- Dan masih banyak lagi (tergantung ketersediaan dan permintaan)